Selasa, 16 September 2014

TEKNIK DAN BENTUK INSTRUMEN PENILAIAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

1.      Pengertian

Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) kemajuan sikap peserta didik secara individual.

2.      Cakupan Penilaian Sikap

Kompetensi sikap dalam Kurikulum 2013 terdiri atassikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman, bertakwa, dan bersyukur  kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Sikap spiritual merupakan perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial merupakan perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.

Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada Kompetensi Inti (KI)-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SMP/MTs mencakup hal-hal seperti pada tabel berikut:

Tabel 1: Cakupan Penilaian Sikap

No.
Sikap
Butir-butir Nilai Sikap
1.
Penilaian sikap spiritual
1.      Menghargai ajaran agama yang dianut
2.      Menghayati ajaran agama yang dianut.
2.
Penilaian sikap sosial
1.      Kejujuran
2.      Kedisiplinan
3.      Tanggung jawab
4.      Kepedulian
5.      Toleransi
6.      Gotong royong
7.      Kesantunan
8.      Percaya diri


Sikap spiritual pada KI-1 dan sikap sosial pada KI-2 merupakan kompetensi sikap yang akan dicapai oleh peserta didik pada setiap tingkat/ kelas pada jenjang SMP/MTs. Oleh karena itu, sikap ini bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh materi pokok. Pembelajaran Kompetensi Dasar (KD) pada KI-3 dan KD pada KI-4 memberikan hasil pada tumbuh dan berkembangnya sikap-sikap generik pada KI-1 dan KI-2, sehingga proses pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-4 dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan membiasakan sikap-sikap tersebut pada peserta didik.

Selain sikap dalam KI-1 dan KI-2 yang bersifat generik, terdapat juga sikap yang termuat dalam KD pada KI-1 dan KD pada KI-2. KD pada KI-1 (aspek sikap spiritual) untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh KD (materi pokok), dan pada mata pelajaran yang lain ada yang langsung ditunjukkan oleh KD (materi pokok) tertentu. Kompetensi Dasar pada KI-2 (aspek sikap sosial) untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, dan pada pada mata pelajaran yang lain ada yang langsung ditunjukkan oleh KD (materi pokok) tertentu. Kompetensi sikap yang ada dalam KD-KD tersebut merupakan sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 atau penjabaran lebih lanjut dari sikap pada KI-1 dan KI-2. Sikap pada KD-KD khusus (tidak generik) diarahkan untuk tercapainya sikap pada KI-1 dan KI-2 yang generik. Misalnya,pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sikap menunaikan shalat wajib merupakan penjabaran dari sikap bertakwa pada KI-1, pada mata pelajaran PPKn sikap menghargai perilaku sesuainorma merupakan penjabaran dan diarahkah pada pencapaian sikap disiplin pada KI-2, dan pada mata pelajaran PJOK sikap menghargai perbedaan merupakan penjabaran sikap peduli pada KI-2. Semua sikap yang terkandung dalam KD pada dasarnya merupakan penjabaran sikap pada KI-1 dan KI-2.

Oleh karena itu, pendidik dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian sikap sesuai KD pada KI-1 dan KI-2. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada  karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran. Berikut disajikan tabel contoh sikap spiritual dan sosial di KD pada KI-1 dan KI-2 yang secara spesifik ada pada mata pelajaran tersebut. Perlu diperhatikan bahwa sikap yang ada padatabel berikut adalah tambahan atau rician sikap yang ada dalam KI-1 dan KI-2. Sikap yang perlu dibiasakan adalah sikap pada KI-1 dan KI-2, ditambah sikap yang ada pada KD pada KI-1 dan KD pada KI-2. Sikap yang memiliki makna sama atau merupakan rincian dari sikap pada KI-1 dan KI-2 tidak dicantumkan karena sudah terintegrasi dengan KI-1 dan KI-2.


Tabel 2:  Sikap-sikap Khusus dari KD pada KI-1 dan KI-2 Mata Pelajaran
No.
Mata Pelajaran
Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran
Spiritual
Sosial
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
1.     Sikap-sikap spiritual di sini dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam. Kristen, dll.).
2.     Misalnya dalam Islam: beriman kepada Allah, menunaikan shalat wajib, dst.; dalam Kristen: menerima hanya Allah yang dapat mengampuni, menghayati nilai-nilai Kristiani, dst.; dll.
1.    Sikap-sikap sosial dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran Pendidikan Agama (Islam. Kristen, dll.).
2.    Misalnya dalam Islam:  hormat dan patuh pada orang tua, ikhlas, sabar, dan pemaaf, dst.; dalam Kristen: bersedia mengampuni orang lain, rendah hati, dst.

2.
Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan
1.      Menghargai perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di: sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan pergaulan antarbangsa.
1.    Taat norma dan hukum (disiplin)
2.    Sikap-sikap sesuai nilai-nilai Pancasila
3.    Semangat kebangsaan dan kebernegaraan
4.    Persatuan dan kesatuan
5.    Kebersamaan  (peduli, toleransi)
6.    Semangat Sumpah Pemuda
3.
Bahasa Indonesia
1.    Mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan untuk mempersatukan bangsa Indonesia dan untuk memahami serta menyajikan informasi lisan dan tulis.
1.    Kreatif
2.    Cinta tanah air
3.    Semangat kebangsaan
4.    Demokratis
5.    Semangat ilmiah

4.
Matematika
1.    Menghargai ajaran agama yang dianutnya.
1.         Logis
2.         Kritis
3.         Analitik
4.         Konsisten
5.         Ketelitian
6.         Responsif
7.         Tidak mudah menyerah
8.         Rasa ingin tahu
9.         Objektif
10.     Terbuka
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
1.    Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
1.         Rasa ingin tahu
2.         Objektif
3.         Teliti
4.         Cermat
5.         Tekun
6.         Hati-hati
7.         Terbuka
8.         Kritis
9.         Kreatif
10.     Inovatif
11.     Bijaksana
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
1.    Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu, manusia, dan lingkungannya.
2.    Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia.
1.    Rasa ingin tahu
2.    Terbuka
3.    Kritis
4.    Menghargai pendapat
5.    Cinta tanah air

7.
Bahasa Inggris
1.    Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional.
1.   Cinta damai

8.
Seni Budaya
1.    Bersyukur kepada Tuhan dengan menerima, menanggapi, dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni rupa.
1.    Motivasi internal
2.    Peduli lingkungan dalam berkarya seni
9.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
1.    Pembiasaan perilaku berdoa.
2.    Selalu berusaha secara maksimal.
3.    Tawakal dengan hasil akhir.
4.    Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
1.    Sportif
2.    Menghargai perbedaan
3.    Menerima kekalahan dan kemenangan
4.    Berperilaku hidup sehat
10.
Prakarya
1.     Menghargai keberagaman produk kerajinan sebagai anugerah Tuhan

1.      Rasa ingin tahu
2.      Ketelitian
3.      Kerapian


3.      Perumusan dan Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap

Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru, teman, dan disadari oleh peserta didik sebagai representasi dari sikap yang dinilai.

Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.

Tabel 3:Contoh IndikatorSikap pada KI-1 dan KI-2


Butir Nilai Sikap
Contoh Indikator
Sikap Spiritual

·      Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan.
·      Menerima semua pemberian dan keputusan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas.
·      Berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil atau prestasi yang diharapkan (ikhtiar).
·      Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai melakukan usaha maksimal (ikhtiar).

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

·      Menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
·      Memberi salam pada saat awal dan akhir pembelajaran.
·      Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat.
·      Memelihara hubungan baik dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
·      Menghormati orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
·      Mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya.
·      Memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan.
·      Mensyukuri kekayaan alam Indonesia dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.





Butir Nilai Sikap
Contoh Indikator
Sikap Sosial

·      Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.
·      Tidak mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
·      Mengungkapkan perasaan apa adanya
·      Menyerahkan barang yang ditemukan kepada yang berhak
·      Membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya
·      Mengakui setiap kesalahan yang diperbuat
·      Mengakui kekurangan yang dimiliki
·      Menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang ada.
1.    Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2.    Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
·      Datang ke sekolah dan pulang dari sekolah tepat waktu
·      Patuh pada tata tertib atau aturan sekolah
·      Mengerjakan setiap tugas yang diberikan
·      Mengumpulkan tugas tepat waktu
·      Mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar
·      Memakai seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku
·      Membawa perlengkapan belajar sesuai dengan mata pelajaran
3.    Tanggung Jawab
adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa
·      Melaksanakan setiap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
·      Melaksanakan tugas individu dengan baik
·      Menerima resiko dari setiap tindakan yang dilakukan
·      Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
·      Mengembalikan barang yang dipinjam
·      Membayar semua barang yang dibeli
·      Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
·      Menepati janji
4.    Peduli
adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya
·      Membantu orang yang membutuhkan
·      Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu dan merugikan orang lain
·      Melakukan aktivitas sosial untuk membantu orang-orang yang membutuhkan
·      Memelihara lingkungan sekolah
·      Membuang sampah pada tempatnya
·      Mematikan kran air yang mengucurkan air
·      Mematikan lampu yang tidak digunakan
·      Tidak merusak tanaman di lingkungan sekolah
5.    Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
·      Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
·      Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya
·      Dapat menerima kekurangan orang lain
·      Dapat memaafkan kesalahan orang lain
·      Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
·      Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan pada orang lain
·      Menerima perbedaan dengan orang lain dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku, bahasa, dan agama.
6.    Gotong Royong
adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.
·      Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan kelas atau sekolah
·      Bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan bersama
·      Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap imbalan
·      Aktif dalam kerja kelompok
·      Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
·      Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
·      Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
7.    Santun atau Sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
·      Menghormati orang yang lebih tua.
·      Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan tidak menyakitkan.
·      Tidak meludah di sembarang tempat.
·      Tidak menyela pembicaraan orang lain pada waktu yang tidak tepat
·      Mengucapkan terima kasih kepada orang yang membantunya
·      Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
·      Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
·      Memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.
8.    Percaya Diri
adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak
·      Berpendapat atau melakukan tindakan tanpa ragu-ragu.
·      Mampu membuat keputusan dengan cepat
·      Berani presentasi di depan kelas
·      Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan di hadapan guru dan teman-temannya


Indikator sikap spiritual dan sosial yang dikembangkan dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2 dapat dicontohkan seperti dalam tabel berikut ini.

Tabel 4: Contoh Indikator Sikap Spiritual dan Sosial dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2

Butir Nilai Sikap Spiritual dan Sosial
Contoh Indikator
Sikap Spiritual

·           Menerima pemberian Tuhan
·           Memanfaatkan pemberian Tuhan secara benar
·           Bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya sebagai bangsa Indonesia
Menghargai karunia Tuhan YME

Tawakal
·           Menyerahkan segala keputusan kepada Tuhan setelah berusaha secara maksimal.
·           Menerimahasil apa pun sesuai dengan kehendak Tuhan.
·           Menggantungkan segala sesuatu kepada Tuhan.
Sikap Sosial

·           Suka bertanya
·           Suka mengamati sesuatu
·           Tidak puas pada jawaban yang ada
Rasa ingin tahu
Kreatif
·           Menyusun gagasan baru
·           Menciptakan karya baru
·           Mampu memecahkan masalah
Persatuan dan kesatuan
·           Menyukai kebersamaan.
·           Bergaul tanpa membeda-bedakan kepentingan, agama, atau yang lainnya.
·           Tidak suka bertengkar.
Demokratis
·           Melibatkan warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
·           Menciptakan suasana  sekolah yang menerima perbedaan.
·           Mengambil keputusan secara bersama-sama
Rendah hati
·           Tidak sombong.
·           Tidak suka pamer.
·           Menghargai kelebihan orang lain.




Setiap mata pelajaran dapat mengembangkan indikator sikap  sesuai dengan karakter mata pelajaran masing-masing.

4.      Teknik dan Bentuk Instrumen

a.       Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen  yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantaraan orang lain. Observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua/wali, peserta didik, dan karyawan sekolah.

Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi yang berupa skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai dengan indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa:
1)        selalu, sering, kadang-kadang, dan jarang
2)        sangat baik, baik, cukup, dan kurang

Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya:
1)        dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses;
2)        menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian;
3)        penilaian perkembangan sikap didasarkan pada kecenderungan sikap peserta didik pada kurun waktu tertentu, misalnya dua minggu terakhir; dan
4)        segera membuat kesimpulan setelah observasi selesai dilaksanakan.

b.      Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.

Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.  Skala semantic differential adalah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Kriteria penyusunan lembar penilaian diri adalah sebagai berikut.
2)       Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
3)       Pertanyaan diusahakan yang jelas dan khusus.
4)       Harus dihindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian.
5)       Harus dihindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti.
6)       Harus membuat pertanyaan yang berlaku bagi semua responden.

c.       Penilaian Antarpeserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.

d.      Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, dan apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.

Terkait dengan pencatatan jurnal, guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1)      Catatan atas pengamatan guru harus objektif.
2)      Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan sikap.
3)      Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar