1. Pengertian
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari
nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan
dalam perilaku.
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai
hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi
suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Kegunaan utama
penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
kemajuan sikap peserta didik secara individual.
2. Cakupan
Penilaian Sikap
Kompetensi sikap dalam Kurikulum 2013 terdiri atassikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang beriman, bertakwa, dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap sosial yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Sikap spiritual merupakan perwujudan dari menguatnya
interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial merupakan
perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual
mengacu pada Kompetensi Inti (KI)-1:
Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian
sikap pada jenjang SMP/MTs mencakup hal-hal seperti pada tabel berikut:
Tabel 1: Cakupan Penilaian Sikap
No.
|
Sikap
|
Butir-butir
Nilai Sikap
|
1.
|
Penilaian
sikap spiritual
|
1.
Menghargai ajaran agama yang
dianut
2.
Menghayati ajaran agama yang
dianut.
|
2.
|
Penilaian
sikap sosial
|
1.
Kejujuran
2.
Kedisiplinan
3.
Tanggung
jawab
4.
Kepedulian
5.
Toleransi
6.
Gotong
royong
7.
Kesantunan
8.
Percaya
diri
|
Sikap spiritual pada KI-1 dan sikap sosial pada KI-2
merupakan kompetensi sikap yang akan dicapai oleh peserta didik pada setiap
tingkat/ kelas pada jenjang SMP/MTs. Oleh karena itu, sikap ini bersifat generik, artinya berlaku
untuk seluruh materi pokok. Pembelajaran Kompetensi Dasar
(KD) pada KI-3 dan KD pada KI-4 memberikan hasil pada tumbuh dan berkembangnya sikap-sikap generik pada KI-1 dan KI-2, sehingga proses pembelajaran KD pada KI-3 dan KD pada KI-4 dirancang
sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan membiasakan sikap-sikap tersebut
pada peserta didik.
Selain sikap dalam KI-1 dan KI-2 yang bersifat
generik, terdapat juga sikap yang termuat dalam KD pada KI-1 dan KD pada KI-2. KD pada KI-1 (aspek sikap spiritual)
untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik, artinya berlaku untuk seluruh
KD (materi pokok), dan pada mata pelajaran yang lain ada yang langsung
ditunjukkan oleh KD (materi pokok) tertentu. Kompetensi Dasar
pada KI-2 (aspek sikap sosial) untuk mata pelajaran tertentu bersifat generik,
dan pada pada mata pelajaran yang lain ada yang langsung ditunjukkan oleh KD
(materi pokok) tertentu. Kompetensi sikap yang ada dalam KD-KD tersebut merupakan
sikap yang ada pada KI-1 dan KI-2 atau penjabaran lebih lanjut dari sikap pada
KI-1 dan KI-2. Sikap pada KD-KD khusus (tidak generik) diarahkan untuk tercapainya sikap pada KI-1 dan KI-2 yang
generik. Misalnya,pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti sikap menunaikan shalat wajib merupakan penjabaran dari
sikap bertakwa pada KI-1, pada mata pelajaran PPKn sikap
menghargai perilaku sesuainorma merupakan
penjabaran dan diarahkah pada pencapaian sikap disiplin pada KI-2, dan pada mata pelajaran PJOK sikap menghargai perbedaan merupakan penjabaran sikap peduli pada KI-2. Semua
sikap
yang terkandung dalam KD pada dasarnya merupakan penjabaran sikap pada KI-1
dan KI-2.
Oleh karena itu, pendidik
dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian
sikap sesuai KD pada KI-1 dan KI-2. Perluasan cakupan
penilaian sikap didasarkan pada
karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2 setiap mata pelajaran. Berikut disajikan tabel contoh sikap spiritual dan sosial di KD pada KI-1 dan KI-2 yang secara spesifik ada pada mata
pelajaran tersebut. Perlu diperhatikan bahwa sikap yang ada padatabel berikut adalah tambahan atau rician sikap yang ada dalam KI-1 dan KI-2. Sikap
yang perlu dibiasakan adalah sikap pada KI-1 dan KI-2, ditambah sikap yang ada pada KD pada KI-1 dan KD pada KI-2. Sikap yang memiliki
makna sama atau merupakan rincian dari sikap pada KI-1 dan KI-2 tidak
dicantumkan karena sudah terintegrasi dengan KI-1 dan KI-2.
Tabel 2: Sikap-sikap Khusus dari KD pada KI-1 dan KI-2 Mata Pelajaran
No.
|
Mata Pelajaran
|
Butir-butir Nilai Sikap dalam Mata Pelajaran
|
|
Spiritual
|
Sosial
|
||
1.
|
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
|
1. Sikap-sikap
spiritual di sini dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran
Pendidikan Agama (Islam. Kristen, dll.).
2. Misalnya
dalam Islam: beriman kepada Allah, menunaikan shalat wajib, dst.; dalam
Kristen: menerima hanya Allah yang dapat mengampuni, menghayati nilai-nilai
Kristiani, dst.; dll.
|
1. Sikap-sikap
sosial dapat diambilkan dari KD-KD yang ada di mata pelajaran Pendidikan
Agama (Islam. Kristen, dll.).
2. Misalnya
dalam Islam: hormat dan patuh pada
orang tua, ikhlas, sabar, dan pemaaf, dst.; dalam Kristen: bersedia
mengampuni orang lain, rendah hati, dst.
|
2.
|
Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
1.
Menghargai perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia dalam kehidupan di: sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan
pergaulan antarbangsa.
|
1.
Taat norma dan hukum (disiplin)
2.
Sikap-sikap sesuai nilai-nilai Pancasila
3.
Semangat kebangsaan dan
kebernegaraan
4.
Persatuan dan kesatuan
5.
Kebersamaan (peduli, toleransi)
6.
Semangat Sumpah Pemuda
|
3.
|
Bahasa Indonesia
|
1.
Mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan untuk mempersatukan bangsa
Indonesia dan untuk memahami serta menyajikan informasi lisan dan tulis.
|
1.
Kreatif
2.
Cinta
tanah air
3.
Semangat
kebangsaan
4.
Demokratis
5.
Semangat
ilmiah
|
4.
|
Matematika
|
1.
Menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
|
1.
Logis
2.
Kritis
3.
Analitik
4.
Konsisten
5.
Ketelitian
6.
Responsif
7.
Tidak mudah menyerah
8.
Rasa ingin tahu
9.
Objektif
10.
Terbuka
|
5.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
1.
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan
|
1.
Rasa ingin tahu
2.
Objektif
3.
Teliti
4.
Cermat
5.
Tekun
6.
Hati-hati
7.
Terbuka
8.
Kritis
9.
Kreatif
10.
Inovatif
11.
Bijaksana
|
6.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
1.
Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu, manusia,
dan lingkungannya.
2.
Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai
penduduk Indonesia.
|
1.
Rasa
ingin tahu
2.
Terbuka
3.
Kritis
4.
Menghargai
pendapat
5.
Cinta
tanah air
|
7.
|
Bahasa Inggris
|
1. Mensyukuri kesempatan
dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi
internasional.
|
1. Cinta damai
|
8.
|
Seni Budaya
|
1.
Bersyukur kepada Tuhan dengan menerima, menanggapi, dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni rupa.
|
1.
Motivasi
internal
2.
Peduli
lingkungan dalam berkarya seni
|
9.
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
|
1.
Pembiasaan perilaku berdoa.
2.
Selalu berusaha secara maksimal.
3.
Tawakal dengan hasil akhir.
4.
Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
|
1.
Sportif
2.
Menghargai
perbedaan
3.
Menerima
kekalahan dan kemenangan
4.
Berperilaku
hidup sehat
|
10.
|
Prakarya
|
1.
Menghargai keberagaman produk kerajinan sebagai anugerah Tuhan
|
1. Rasa ingin tahu
2. Ketelitian
3. Kerapian
|
3. Perumusan
dan Contoh Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap
Acuan penilaian adalah indikator, karena indikator
merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus terukur. Dalam
konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh
peserta didik yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru, teman, dan
disadari oleh peserta didik sebagai representasi dari sikap yang dinilai.
Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator
dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs.
Tabel
3:Contoh IndikatorSikap pada
KI-1 dan KI-2
Butir Nilai Sikap
|
Contoh Indikator
|
Sikap Spiritual
|
· Berdoa
sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan.
· Menerima
semua pemberian dan keputusan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas.
· Berusaha
semaksimal mungkin untuk meraih hasil atau prestasi yang diharapkan
(ikhtiar).
· Berserah
diri (tawakal) kepada
Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai
melakukan usaha maksimal (ikhtiar).
|
Beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
|
Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
· Menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
· Memberi
salam pada saat awal dan akhir pembelajaran.
· Menjaga
lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah, dan masyarakat.
· Memelihara
hubungan baik dengan sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
· Menghormati
orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
|
Bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa
|
· Mengucapkan
kalimat pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya.
· Memanfaatkan
kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan dalam
pendidikan.
· Mensyukuri
kekayaan alam Indonesia dengan memanfaatkannya semaksimal mungkin.
|
Butir Nilai Sikap
|
Contoh Indikator
|
Sikap Sosial
|
· Tidak menyontek dalam ujian/ulangan.
· Tidak mengambil/menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan sumbernya.
· Mengungkapkan perasaan apa adanya
· Menyerahkan barang yang ditemukan
kepada yang berhak
· Membuat laporan berdasarkan data atau
informasi apa adanya
· Mengakui setiap kesalahan yang
diperbuat
· Mengakui kekurangan yang dimiliki
· Menyampaikan informasi sesuai dengan
fakta yang ada.
|
1. Jujur
adalah perilaku
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
|
2.
Disiplin
adalah tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
|
· Datang ke sekolah dan pulang dari
sekolah tepat waktu
· Patuh pada tata tertib atau aturan
sekolah
· Mengerjakan setiap tugas yang
diberikan
· Mengumpulkan tugas tepat waktu
· Mengikuti kaidah berbahasa yang baik
dan benar
· Memakai seragam sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
· Membawa perlengkapan belajar sesuai
dengan mata pelajaran
|
3.
Tanggung Jawab
adalah sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya
dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa
|
· Melaksanakan setiap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
· Melaksanakan tugas individu dengan
baik
· Menerima resiko dari setiap tindakan
yang dilakukan
· Tidak menyalahkan/menuduh orang lain
tanpa bukti yang akurat
· Mengembalikan barang yang dipinjam
· Membayar semua barang yang dibeli
· Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan
yang dilakukan
· Menepati janji
|
4. Peduli
adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki
penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya
|
· Membantu orang yang membutuhkan
· Tidak melakukan aktivitas yang mengganggu
dan merugikan orang lain
· Melakukan aktivitas sosial untuk
membantu orang-orang yang membutuhkan
· Memelihara lingkungan sekolah
· Membuang sampah pada tempatnya
· Mematikan kran air yang mengucurkan
air
· Mematikan lampu yang tidak digunakan
· Tidak merusak tanaman di lingkungan
sekolah
|
5.
Toleransi
adalah sikap dan
tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
|
· Tidak mengganggu teman yang berbeda
pendapat
· Menerima kesepakatan meskipun berbeda
dengan pendapatnya
· Dapat menerima kekurangan orang lain
· Dapat memaafkan kesalahan orang lain
· Mampu dan mau bekerja sama dengan
siapa pun yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
· Tidak memaksakan pendapat atau
keyakinan pada orang lain
· Menerima perbedaan dengan orang lain
dalam hal sikap, perilaku, tradisi, suku, bahasa, dan agama.
|
6.
Gotong Royong
adalah bekerja
bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling
berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.
|
· Terlibat aktif dalam bekerja bakti
membersihkan kelas atau sekolah
· Bersedia melakukan tugas sesuai
kesepakatan bersama
· Bersedia membantu orang lain tanpa
mengharap imbalan
· Aktif dalam kerja kelompok
· Memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok
· Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
· Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
|
7.
Santun
atau Sopan
adalah sikap baik
dalam pergaulan baik dalam berbicara maupun bertingkah laku. Norma kesantunan
bersifat relatif, artinya yang
dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat
dan waktu yang lain.
|
· Menghormati orang yang lebih tua.
· Tidak meludah di sembarang tempat.
· Tidak menyela pembicaraan orang lain
pada waktu yang tidak tepat
· Mengucapkan terima kasih kepada orang
yang membantunya
· Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
· Meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau menggunakan barang milik orang lain
· Memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan dirinya sendiri.
|
8.
Percaya Diri
adalah kondisi
mental atau psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat
atau bertindak
|
· Berpendapat atau melakukan tindakan
tanpa ragu-ragu.
· Mampu membuat keputusan dengan cepat
· Berani presentasi di depan kelas
· Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan di hadapan guru dan teman-temannya
|
Indikator sikap spiritual
dan sosial yang
dikembangkan dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2 dapat dicontohkan seperti
dalam tabel berikut ini.
Tabel
4:
Contoh Indikator Sikap
Spiritual dan Sosial dari
KD-KD
pada KI-1 dan KI-2
Butir
Nilai Sikap
Spiritual dan Sosial
|
Contoh Indikator
|
Sikap Spiritual
|
·
Menerima
pemberian Tuhan
·
Memanfaatkan
pemberian Tuhan secara benar
·
Bersyukur
kepada Tuhan atas karunia-Nya sebagai bangsa Indonesia
|
Menghargai karunia Tuhan YME
|
|
Tawakal
|
·
Menyerahkan
segala keputusan kepada Tuhan setelah berusaha secara maksimal.
·
Menerimahasil apa
pun sesuai
dengan kehendak
Tuhan.
·
Menggantungkan
segala sesuatu kepada Tuhan.
|
Sikap Sosial
|
·
Suka bertanya
·
Suka mengamati sesuatu
·
Tidak puas pada jawaban yang ada
|
Rasa
ingin tahu
|
|
Kreatif
|
·
Menyusun gagasan baru
·
Menciptakan karya baru
·
Mampu memecahkan masalah
|
Persatuan
dan kesatuan
|
·
Menyukai
kebersamaan.
·
Bergaul tanpa membeda-bedakan
kepentingan, agama, atau yang lainnya.
·
Tidak suka bertengkar.
|
Demokratis
|
·
Melibatkan
warga sekolah dalam setiap pengambilan keputusan.
·
Menciptakan
suasana sekolah yang menerima perbedaan.
·
Mengambil
keputusan secara bersama-sama
|
Rendah
hati
|
·
Tidak sombong.
·
Tidak suka pamer.
·
Menghargai kelebihan orang lain.
|
Setiap mata pelajaran dapat
mengembangkan indikator sikap sesuai
dengan karakter mata pelajaran masing-masing.
4. Teknik dan
Bentuk Instrumen
a.
Teknik Observasi
Observasi
merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh
guru secara langsung tanpa perantaraan
orang lain. Observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru
lain, orang tua/wali, peserta didik, dan
karyawan sekolah.
Bentuk
instrumen yang digunakan untuk observasi adalah lembar observasi yang berupa skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik. Skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta
didik dalam suatu rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat
pernyataan sikap atau perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau
perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif
atau negatif sesuai dengan indikator
penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala
hasil pengamatan antara lain berupa:
1)
selalu,
sering, kadang-kadang, dan jarang
2)
sangat
baik, baik, cukup, dan kurang
Pedoman
observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat
petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Petunjuk penskoran
memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi
lebih efektif dan terarah hendaknya:
1)
dilakukan
dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup
indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses;
2)
menggunakan
pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian;
3)
penilaian
perkembangan sikap didasarkan pada kecenderungan sikap peserta didik pada kurun
waktu tertentu, misalnya dua minggu terakhir; dan
4)
segera
membuat kesimpulan setelah observasi selesai dilaksanakan.
b.
Penilaian Diri
Penilaian diri
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek
atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun
dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert
adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Skala semantic differential adalah
skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif
terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran
dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk
ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang
dimiliki seseorang.
Kriteria penyusunan
lembar penilaian diri adalah sebagai berikut.
2) Menggunakan kata-kata yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
3) Pertanyaan diusahakan yang
jelas dan khusus.
4) Harus dihindarkan pertanyaan
yang mempunyai lebih dari satu pengertian.
5) Harus dihindarkan pertanyaan
yang mengandung sugesti.
6) Harus membuat pertanyaan
yang berlaku bagi semua responden.
c.
Penilaian Antarpeserta Didik
Penilaian
antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian
(rating scale) dengan teknik
sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari keduanya atau
menggunakan dua-duanya.
d.
Jurnal
Jurnal merupakan
catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian
dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan
dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu,
kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut
waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga
dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, dan apabila pencatatan tidak
dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan
pencatatan jurnal, guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan
terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diajarkan. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan
terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1)
Catatan atas pengamatan guru harus objektif.
2)
Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang
dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan sikap.
3)
Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar